Peristiwa pemberontakan Taiping di Tiongkok digambarkan sebagai perang paling berdarah dalam sejara. Walau tidak sebanyak korban Perang Dunia I, tapi menjadi nomor dua karena dikabarkan korbannya sebanyak 20-70 juta jiwa.
Bahkan tergolong sebagai perang saudara terbesar sepanjang sejarah umat manusia. Perpecahan terjadi pada abad ke-19 karena sekte kristen menjadi tentara kerjam. Sejarah, latar belakang beserta akhirnya terbilang sangat mencekam dunia.
Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan Taiping di Tiongkok
Awal mula pemberontakan terjadi karena masalah krisis politik, sosial hingga ekonomi Tiongkok saat kekuasaan Dinasti Qing. Tapi banyak masalah beserta faktor lainnya yang menyebabkan pemberontakan Taiping di Tiongkok seperti:
- Rakyat Tiongkok tidak lagi memercayai pemerintahan Qing.
- Kalahnya politik sekaligus diplomatik Qing setelah Perang Candu 1.
- Rakyat merasakan penderitaan karena pajak tinggi.
- Nasionalisme masyarakat meningkat.
- Pengaruh agama Kristen.
Pemberontakan ini diawali dengan gerakan perlawanan keagamaan. Tahun 1855, Fai Shang Ti Hui atau organisasi penyembah Tuhan dibuat Hong Xiuquan. Perkumpulan tersebut termasuk rakyat miskin, petani, buruh hingga rakyat jelata.
Sebenarnya sukses menjadi perkumpulan progresif dengan menentang korupnya pemerintahan Qing. Tentu Qing sadar jika Fai Shang Ti Hui menjadi ancaman bahaya. Lalu berusaha melarang setiap kegiatan yang dilakukan perkumpulan tersebut.
Tapi pelarangan inilah yang membuat perkembangan dan eksistensi lebih luar. Ditambah perkumpulan ini melangsungkan pemberontakan tahun 1851 di Guangxi. Ternyata cukup sukses sehingga berusaha menaklukan daerah kekuasan lainnya.
Pada 1853, pemberontakan Taiping di Tiongkok berlangsung hingga Wuchang, Nanjing serta Hankou. Kesuksesan Hong Xiuquan dianggap cukup mengejutkan. Terutama karena pernah gagal ujian dinas sipil kekaisaran dua kali.
Ujian tersebut memang sulit tapi paling diminati karena prestisius. Karena terus mengalami kegagalan, Hong mentalnya terganggu serta penuh delusi. Inilah yang menyebabkan sosok ayah surgawi muncul pada bayangannya.
Hong membagikan pamflet serta memberi tahu jika dirinya melihat Tuhan langsung dan merupakan anak Tuhan. Hong menganggap Manchu sebagai setan sehingga perlu diburu serta dibunuh. Ternyata berhasil merekrut 20.000-30.000 orang.
Percikan Perang Saudara Hingga Pertempuran di Shanghai dan Nanking
Pemberontakan Taiping di Tiongkok diawali pada bulan Januari 1851. Pada 11 Januari, Hong melakukan deklarasi dinasti baru bernama Taiping Tanguo. Dikenal juga dengan Kerajaan Surgawi sehingga hong menjadi Raja Surgawi.
Kemudian membangun angkatan bersenjata dengan 1 juta orang prajurit termasuk wanita. Pasukan berbarus menuju utara untuk melakukan perekrutan sampai Nanjing. Lalu menaklukan Nanjing dan diganti namanya sebagai Tianjin.
Selanjutnya berusaha mengeksekusi, membakar serta mengusir pria dan wanita Manchu. Tapi menghadapi perebutan kekuasaan internal sehingga pecah. Hong bentrok dengan Yang selaku letnan, dan sukses membantai Yang beserta pasukan.
Pada Mei 1853, mencoba merebut Beijing yakni pusat Dinasti Qing. Tapi perencanaannya buruk, ditambah Qing melawan dengan gigih. Qing memberi perlawanan balik sehingga Hong beserta pasukan harus kembali ke Nanjing.
Pemberontakan Taiping di Tiongkok dilanjutkan pada 1860 di mana sukses mengalahkan Qing. Beruntung Jiangsu beserta Zhejiang takluk karena tergolong kota kaya. Tentu semakin membuka potensi menaklukan Shanghai sebagai impian.
Selanjutnya mengepung Shanghai, tapi berhasil didorong mundur oleh bantuan barat seperti Amerika, Prancis dan Inggris. Serangan kedua juga gagal dan tambah buruk karena Qing berusaha mengambil wilayah kekuasaan Taiping.
Pengepungan bahkan dilakukan selama 2 tahun di mana situasinya membahayakan. Pada 1864, Hong memberi perintah untuk rakyat agar memakan rumput liar. Perintah tersebut dipercayai merupakan manna dari Tuhan.
Untuk menguatkannya, Hong mengumpulkan rumput liar dan memakamnya. Tapi jatuh sakit pada Juni 1864, banyak yang berkata merupakan upaya bunuh diri dengan racun. Tapi tidak ada pihak yang bisa membuktikannya.
Akhir dan Warisan yang Disebabkan oleh Pemberontakan Taiping
Akhir pemberontakan Taiping di Tiongkok diawali dengan pasukan Qing yang mengamankan Gunung Ungu. Kemudian sukses memborbardir kota menggunakan banyak artileri. Dengan bahan peledak, sukses membobol tembok Nanjing.
Selanjutnya 60.000 orang menuju kota dan melakukan pertempuran kosong. Pasukan Qing berhasil memenangkan pertarungan melawan Taiping. Lalu diikuti dengan menjarah sekaligus membakar daerah yang dikuasai oleh Taiping.
Kebanyakan pimpinan ditangkap serta diekskusi termasuk putra Hong berumur 15 tahun. Perang berlangsung 15 tahun disertai jutaan perampasan makanan. Selain disebabkan pertarungan, kelaparan hingga penyakit adalah alasan tewasnya rakyat.
Dalam pemberontakan Taiping di Tiongkok, kebencian dengan Qing begitu besar. Taiping mengeksekusi warga Manchu sedangkan Qing membalas pengkhianat Guangxi. Kemudian melakukan eksekusi ratusan ribu orang karena pemberontakan.
Menangnya Qing dari Taiping menyebabkan banyak pengorbanan. Terutama karena menjadi petunjuk jika dinasti cukup lemah dalam kontrol dan membuat pengaruh barat menguat. Faktanya barat berjasa pada menangnya dinasti Qing.
Belum lagi membuat generasi revolusioner Tiongkok mengarahkan pada perang saudara. Inilah alasannya Qing berhasil runtih pada 1911 karena Republik Tiongkok berdiri. Sun Yat-Sen memegang jabatan presiden pertama dari Partai Nasionalis.
Sementara itu Partai Komunis memiliki anggapan pemberontakan tersebut menjadi awal pemberontakan bagi politik komunis. Terutama karena sebelumnya sudah kalah dari Nasionalis saat berlangsungnya perang saudara.
Karena menjadi salah satu pemberontakan dan perang saudara terbesar, terus diingat hingga sekarang. Terutama karena menjadi bagian sejarah kelam manusia. Tentu pemberontakan Taiping di Tiongkok menyimpan kenangan buruk.